Sistem penjualan konsinyasi secara sederhana adalah suatu bentuk perjanjian bisnis antara dua pihak, yaitu penjual (consignor) dan pengecer atau agen penjualan (konsinyasi). Dalam sistem ini, consignor menyerahkan produk atau barang dagangannya kepada konsinyasi untuk dijualkan kepada pelanggan.
Namun, kepemilikan atas barang tersebut tetap berada di tangan consignor sampai barang terjual kepada pelanggan akhir atau hingga batas waktu tertentu.
Masih penasaran dengan konsep yang satu ini? Yuk, baca artikel berikut ini!
Penjelasan Sistem Penjualan Konsinyasi
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang jenis penjualan konsinyasi:
1. Peran Consignor
Consignor adalah pemilik barang atau produk yang ingin menjualnya melalui sistem konsinyasi. Consignor menyerahkan stok barang kepada konsinyasi tanpa melakukan penjualan resmi kepada konsinyasi.
2. Peran Konsinyasi
Konsinyasi adalah pihak yang bertindak sebagai agen penjualan atau pengecer. Mereka menerima stok barang dari konsinyor dan bertanggung jawab untuk menjualnya kepada pelanggan akhir atau konsumen.
3. Keuntungan bagi Consignor
Dengan menggunakan sistem penjualan konsinyasi, consignor dapat mengoptimalkan peluang penjualan tanpa harus memindahkan kepemilikan barang secara permanen. Barang tetap berada di tangan consignor sampai terjadi transaksi penjualan.
4. Keuntungan bagi Konsinyasi
Konsinyasi memiliki kesempatan untuk menjual produk tanpa harus mengeluarkan modal untuk membeli stok barang. Jika barang tidak terjual, konsinyasi tidak perlu membayar kepada konsinyor atas barang tersebut.
5. Pembagian Keuntungan
Biasanya, kesepakatan antara konsinyor dan konsinyasi mencakup pembagian keuntungan dari penjualan. Setelah barang terjual, konsinyasi akan mengambil bagian tertentu dari pendapatan penjualan sebagai komisi, dan sisanya akan menjadi keuntungan bagi consignor.
Contoh Sistem Penjualan Konsinyasi
Misalkan ada seorang pemilik toko pakaian (consignor) yang ingin menjual produknya di sebuah butik (konsinyasi). Pemilik toko pakaian menyerahkan beberapa pakaian yang ingin dijual kepada butik tanpa melakukan transaksi penjualan.
Baca juga: 5 Fungsi Faktur Pembelian untuk Bisnis Anda, Wajib Tahu!
Pakaian-pakaian tersebut akan dipajang di toko butik, dan ketika ada pelanggan yang membeli salah satu pakaian, butik akan mencatat penjualan tersebut.
Setelah periode tertentu (misalnya sebulan), butik akan memberikan laporan penjualan kepada pemilik toko pakaian dan mentransfer uang dari penjualan produk.
Pemilik toko pakaian akan menerima pendapatan dari penjualan tersebut setelah dikurangi dengan komisi yang telah disepakati dengan butik.
Dengan sistem penjualan ini, pemilik toko pakaian dapat memperluas jangkauan penjualan produknya tanpa harus mengeluarkan modal terlebih dahulu.
Di sisi lain, butik juga mendapatkan keuntungan karena memiliki produk tambahan yang dapat ditawarkan kepada pelanggan tanpa harus membeli stok barang terlebih dahulu.
Itu dia beberapa penjelasan terkait sistem penjualan konsinyasi dan contohnya yang harus Anda ketahui. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, nantikan artikel selanjutnya dari kami ya!